Kristus dikalangan kaum Seniman

Seniman adalah seorang yang memiliki kreativitas dan mahir dalam bidang seni. Seniman tidak hanya terbatas pada satu karya saja, melainkan seniman dapat menciptakan berbagai karya seni, seperti patung, peran, sastra, musik, film, dan lukisan. Berkaitan dengan Yesus sebagai tokoh kristen yang sangat berperan penting dalam kehidupan kaum kristiani, seniman juga berusaha berperan aktif dalam merefleksikan imannya kepada Yesus melalui karyanya. Berdasarkan data yang saya dapatkan melalui Google dan Youtube, banyak para seniman berlomba-lomba untuk menciptakan lukisan maupun patung Yesus untuk merefleksikan imannya dan meyakinkan setiap orang, bahwa Yesus benar-benar ada. Berbagai macam lukisan dan patung Yesus ditampilkan untuk mengunggah hati banyak orang. Hal yang menarik adalah Yesus yang digambarkan oleh para seniman memiliki keunikan dan keisitimewaan tersendiri. Setiap lukisan memiliki makna atau menggambarkan refleksi dan pergumulan iman komunitas, kaum tertentu. Sebagai contoh ada sebuah blog yang meliput berbagai macam jenis lukisan Yesus. Dalam blog tersebut dipaparkan berbagai macam keterangan beserta gambar Yesus dari berbagai macam pelukis Asia. Salah seorang pelukis asal Bali I Nyoman Darsane pada 1978 menggambarkan seorang perempuan Bali yang sedang beribadah dan berdoa kepada Yesus yang dipercaya sebagai sang Terang adikodrati yang turun dari surga lalu tinggal di antara manusia sebagai sang manusia sejati, atau mengisahkan suatu peristiwa kosmik adikodrati sang Logos menjadi manusia sejati melalui rahim perawan Maria.[1]

Salah seorang pelukis lain asal bali I Gede Sukana Karian juga menggambarkan Yesus sebagai sosok yang ceria dimana pelukis Bali ini memahami bahwa Yesus yang ada dalam perjanjian baru sama sekali tidak memiliki keceriaan, Yesus yang dituliskan dalam perjanjian baru tidak pernah tertawa bahkan tersenyum, gambaran Yesus bersifat skriptural yang membosankan, terlalu serius tidak pernah tersenyum dan tertawa. Selain itu dalam blog tersebut, ada salah satu lukisan yang sangat menarik perhatian saya yakni Yesus yang dilukiskan dalam latar belakang Papua New Guinea. Dalam gambar tersebut Yesus terlihat bukan seperti Yesus pada umumnya yang dilukiskan oleh banyak seniman Eropa, yakni dengan kulit putih, rambut coklat, dan hidung mancung melainkan Yesus terlihat seperti seorang yang asli ras Papua, dengan kulit hitam, rambut yang keriting dan mengenakan pakaian adat Papua. Dalam lukisan tersebut Yesus terlihat sedang bermain dan memancing bersama dengan anak-anak Papua. Menurut saya hasil karya Joe Mek dari Port Morseby Papua New Guinea tersebut benar-benar mencerminkan Yesus secara kontekstual. [2]  Kebanyakan seniman mengekspresikan imanya kepada Yesus melalui lukisan kanvas, Dalam dunia maya dapat ditemukan beberapa seniman yang juga mahir melukis, namun tidak melukiskan pada kanvas, melainkan pada tubuh. Kebanyakan orang menyebut gambar pada tubuh sebagai tato. Sebagian orang menato tubuhnya dengan alasan kecintaannya pada seni, namun ada juga beberapa orang yang menato tubuhnya karena ingin merefleksikan imannya kepada Yesus. Ada yang menggambarkan salib dan ada pula yang menggambarkan wajah Yesus. Seni meraja tubuh diketahui bersifat permanen, oleh karena itu mereka yang memutuskan untuk menato tubuhnya adalah orang-orang yang sudah memiliki komitmen selamanya. Tato yang dibuat dengan alasan refleksi iman juga diketahui dapat memperjelas identitas mereka sebagai pengikut Yesus dan mempermudah mereka yang gemar menato tubuh untuk misi penginjilan.[3]

Selain kanvas dan kulit sarana lain yang dapat digunakan seniman untuk menuangkan imajinasinya tetang Yesus adalah melalui melukis dengan pasir. Data ini saya temukan melalui youtube. ada salah seorang seniman yang gemar melukis dengan pasir, ia melukiskan cerita Yesus dalam lukisan pasir. Dalam lukisan tersebut kisah perjalanan Yesus dari tersalib sampai naik ke sorga digambarkan. Lukisan tersebut merupakan wujud kecintaan pelukis pada Yesus Kristus. Patung juga salah satu sarana untuk merefleksikan iman kepada Yesus. Ada yang memahat patung berbentuk Yesus sampai terlihat begitu nyata karena diberi gigi asli. Diduga gigi tersebut merupakan gigi dari salah seorang pemuja fanatik Yesus yang rela mengorbankan anggota tubuhnya demi kecintaannya kepada Yesus. Patung Yesus ini ada di Gereja San Bartolo Cuautlalpan dekat Ibu Kota Mexico City.[4]  Kaum seniman adalah orang-orang yang sangat berjasa, karena tanpa imajinasi mereka kita tidak dapat mengetahui gambaran atau wujud Yesus dengan segala aktivitasnya di dunia. Seni melukis sebenarnya jika ditelusuri telah ada sejak lama dalam kehidupan jemaat Kristen awal. Lukisan Yesus dalam kehidupan jemaat awal sering diartikan sebagai ikon. Ikon memiliki sejarah tersendiri bagi mereka yang hidup pada zaman kekritenan awal. Orang Kristen pada zaman itu dapat memperoleh gambaran atau kilasan tentang sebagian dari pengalaman mistik kekritenan lewat ikon dan patung-patung suci. Di Barat, seni keagamaan dalam hal melukis menjadi sangat representasional. Berbagai macam peristiwa historis dalam kehidupan Yesus atau orang-orang suci dilukiskan.[5]

Menurut salah seorang sejarawan asal Inggris, Peter Brown; di seluruh dunia Kristen timur, ikon dan visi saling memperkuat satu sama lain. Seni yang tergambar dalam lukisan atau ikon timbul dari pemahaman orang Kristen awal yang didapatkan dalam mimpi dan imajinasi. Keristenan awal memiliki pemahaman bahwa ikon memiliki keabsahan mimpi yang mewujud. Meskipun demikian jemaat Kristen awal tidak menggunakan ikon sebagai sarana untuk menegakkan keimanan atau menyampaikan informasi, ide, atau doktrin, melainkan hanya sebagai fokus kontemplasi (theoria) yang memberi seorang beriman semacam jendela ke dunia ilahi.[6] Berbeda halnya dengan dunia sekarang ini, dimana seni yang terwujud dalam ikon atau lukisan sudah dapat dijadikan sebagai sarana untuk menegakkan keimanan dan menyampaikan informasi refleksi iman jemaat Kristen. Pemahaman yang mengatakan bahwa ikon atau lukisan dapat memberi seorang beriman semacam jendela ke dunia ilahi dapat dikatakan masih relevan sampai saat ini. Dimana diketahui bahwa sekarang ini dimana rasionalitas berkembang dalam setiap pemikiran manusia. Masih ada beberapa seniman yang merasakan mujizat dan kemudian di tuangkan dalam bentuk lukisan. Salah seorang pelukis remaja asal Amerika, Akiane mengaku bahwa ketika ia berusia 4 tahun ia pernah bermimipi bertemu dengan Yesus, dan sejak itu ia kemudian melukiskan rupa Yesus dalam pemahaman yang berbeda. Yesus yang di lukiskan oleh Akiane berbeda dengan Yesus yang sering dilukiskan seniman Eropa. Sejak saat itu Akiane terus mendapatkan pengelihatan tentang surga, dan melukiskan segala hal yang ia lihat di surga.[7]

Berbeda halnya dengan Akiane, Pelukis perempuan asal Korea juga mulai melukiskan Yesus sejak ia mendapatkan pengelihatan ke dunia alam bawah sadarnya, Ia mengaku bahwa dalam mimpi Yesus mengajaknya untuk berkeliling ke neraka, dan disana ia menyaksikan segala penderitaan orang-orang yang pernah melakukan banyak dosa di dunia. Ia melukiskan berbagai macam gambar yang menunjukkan penderitaan dan ratapan orang-orang yang ada di neraka. Ia ingin agar melalui lukisan ini orang dapat tersadar bahwa neraka dan surga itu benar-benar ada dan melalui itu, ia mengharapkan agar semua orang dapat terus berbuat baik, karena siksaan neraka sangat menyakitkan.[8] Berkaitan dengan apa yang telah saya pelajari dalam Kristologi. Jika di kaitkan dengan Yesus dalam dunia maya, dilihat dari kaca mata kaum seniman. Ada kesamaan antara presfektif Yesus yang dipahami oleh jemaat Kristen mula-mula dengan jemaat Kristen masa kini. Jika jemaat Kristen mula-mula juga mendapatkan inspirasi dari Yesus kemudian berusaha menuliskannya dalam tulisan, maka lain halnya dengan para seniman yang juga mendapatkan insiprasi dari Yesus bahkan pengelihatan kemudian merefleksikannya dalam bentuk lukisan. Dari hal ini dapat dipahami bahwa setiap orang memiliki pemahaman dan pandangan tersendiri tentang siapa Yesus Kristus. Gambaran Yesus tidak hanya terbatas pada satu dua presfektif saja melainkan mencangkup banyak pemahaman, bahkan jika disesuaikan dengan konteks dan latar belakang masing-masing seniman.

Kebanyakan dari kaum seniman menggambarkan Yesus sebagai manusia yang datang kedunia, dan hidup dengan sisi kemanusiaaNya, ia dapat berbaur dan berdialog dengan semua orang dari berbagai kalangan, bahkan ia dapat berganti wujud dalam berbagai rupa budaya. Secara tidak langsung dapat dipahami bahwa presfektif kaum seniman berkaitan erat dengan kristologi kontekstual, dimana setiap seniman menggambarkan Yesus tidak hanya terpusat dari Yesus di masa lalu dengan segala keyahudiaNya melainkan juga menggambarkan Yesus sesuai dengan konteks masa kini dalam budaya dan latar belakang masing-masing seniman. Hal ini tentunya dapat membantu setiap jemaat untuk memahami Yesus dengan lebih mudah, karena memahami Yesus tidak hanya terbatas pada penulisan yang ada di dalam injil saja, melainkan memahami Yesus juga dapat terwujud melalui gambar atau lukisan. Perlu disadari bahwa tanpa gambar atau lukisan pun kita tidak dapat benar-benar mengahayati iman kita akan Yesus. Kaum seniman adalah orang-orang yang sangat berjasa, karena tanpa imajinasi mereka kita tidak dapat mengetahui gambaran atau wujud Yesus dengan segala aktivitasnya di dunia. Semua hal yang berkaitan dengan gambaran Yesus di lukiskan berdasarkan dengan tulisan yang ada dalam injil maupun refleksi iman jemaat. Para seniman sangat berjasa karena telah berhasil menciptakan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk ikon-ikon yang sekarang ini di letakkan dalam gedung gereja.

[1] Ioanes Rakhmat, Blog Yesus dan nama-nama lain dalam http://yesustaksendirian.blogspot.co.id/
[2] Ibid., 
[3] Yohan Ardikha, Makna di setiap gambar, dalam http://kisahamatir.blogspot.co.id/2012/07/makna-di-setiap-gambar.html
[4] Ardini Maharani, Patung Yesus di Meksiko punya gigi asli manusia dalam http://www.merdeka.com/dunia/patung-yesus-di-meksiko-punya-gigi-asli-manusia.html
[5] Karen Amstrong (bagian 32), Sejarah Tuhan dalam http://singularination.blogspot.co.id/2014/08/sejarah-tuhan-oleh-karen-armstrong_18.html
[6] Ibid., 
[7]Akiane on The Katie Couric Show dalam https://www.youtube.com/watch?v=o6HLg2XUFOg

0 komentar:

Posting Komentar