Relasi Antar Umat Beragama di Toraja

Toraja adalah salah satu daerah yang terletak di Sulawesi Selatan. Toraja merupakan salah satu buruan wisata karena terkenal dengan keunikan dan kekhasan adat dan budayanya. Daerah yang kini sudah dimekarkan menjadi 2 kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara ini sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang terus didorong dan didukung menteri Pariwisata untuk kembali menjadi destinasi wisata kedua di Indonesia setelah Bali. Budaya yang sangat terkenal di Toraja adalah kebudayaan rambu Solo’, dan rambu Tuka’. Rambu Solo’ adalah upacara kematian yang tidak sedikit memakan biaya pada saat pelaksanaanya. Upacara ini paling digemari oleh turis lokal maupun turis asing. Sedangkan Rambu Tuka’ adalah upacara perkawinan yang diadakan di Toraja, dalam bentuk ritual-ritual adat perkawinan Toraja.

Selain terkenal karena keunikan kebudayaanya, Toraja juga merupakan salah satu daerah yang kerukunan antar umat beragamanya dikenal sangat harmonis dan kondusif. tradisi kerukunan, kekeluargaan, dan gotong royong sangat nampak dalam masyarakat Toraja. tradisi tersebut dikuatkan oleh nilai-nilai keagamaan yang dianut secara berbeda-beda oleh setiap kalangan masyarakat. Masyarakat di sana seperti menepis stigma buruk tentang konflik yang sering dipicu oleh perbedaan agama dan kepercayaan. Mereka sekaligus menegaskan makna Agama yang sesungguhnya (a: tidak ada, gama: kekacauan). Berbagai macam kegiatan keagamaan , menjadi bukti bahwa toleransi antar umat beragama di Toraja memang terjalin sangat baik.

Sebagai orang Toraja, saya belum pernah mendengar adanya konflik besar antar agama terjadi di Toraja, kalaupun ada, konflik tersebut tidak akan berkepanjangan, karena akan diselesaikan dengan dialog dan komunikasi langsung. Agama yang dianut di Toraja adalah, Kristen, Khatolik, Islam, Aluk Todolo, dan Budha. Namun agama yang paling berpengaruh di Toraja adalah Kristen. Meskipun Kristen memegang peranan penting tetapi Kristen yang ada di Toraja sangat menghargai perbedaan dan toleransi. Begitu juga dengan umat muslim yang ada di Toraja. Islam Toraja dapat dikatakan sangat berbeda dengan islam di Indonesia pada umumnya. Dimana islam di Toraja memiliki ciri khas tersendiri, karena paham ajaran dan praktek agam islam dibungkus dalam nuansa dan corak kebudayaan Toraja yang sangat kental.

Masyarakat di Toraja secara umum telah memahami betapa pentingnya kerukunan antar umat beragama. Meskipun, di sana ada segelintir orang yang masih menyebar isu SARA, tetapi hal itu tidak terlalu mempengaruhi. Pada dasarnya Toraja memiliki kearifan lokal yang terus dijaga oleh masyarakatnya. Kearifan lokal tersebut membuat perbedaan menjadi tidak dipersoalkan. Sebagian besar orang Toraja bahkan tidak mempermasalahkan keluarganya yang berpindah agama. Asalkan, bisa konsisten dan tidak mempermainkan agama. Yang terpenting, budaya untuk saling menghormati sebagai salah satu isi kearifan lokal dapat terus dijaga. Agama-agama di Toraja sebisa mungkin selalu didorong untuk memberi pemahaman tentang penghargaan terhadap agama lain.

Ajaran-ajaran satu agama tentang hidup rukun dan kasih, diyakini ada dalam ajaran agama lain. Agama Katolik misalnya, menurut salah seorang Kepala Penyuluh Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Toraja, memahami tentang kebenaran yang selalu ada di setiap ajaran agama. Karena itu, persoalan pindah agama selalu tidak dipermasalahkan oleh sebagian orang Toraja. Itu hak setiap orang untuk bisa menentukan keyakinannya, yang terpenting selalu konsisten. Dari semua pemahaman ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa, toleransi antar umat beragama di Toraja dapat dijadikan sebagai contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun relasi antar agama.