Mengenal Islam melalui Pengetahuan dan Dialog "Hari gini masih rasisss?? ga jaman kelesss"



Semester yang lalu saya diberi kesempatan untuk mengikuti kelas agama islam yang dilaksanakan selama tiga bulan. Banyak hal baru yang saya dapatkan setelah mengikuti pelajaran teresebut. Sebelum lebih jauh membahas mengenai Islam. Terlebih dahulu perlu diketahui defenisi islam sendiri. Secara etimologi Islam diambil dari bahasa Arab yakni dari kata aslama dan dari kata mashdar atau juga Salima, yang berarti berserah diri kepada Allah secara utuh, total dan mutlak. Selain itu Islam juga dapat dipahami sebagai sebuah agama yang dibawah langsung oleh Allah, atau agama yang diutuskan Allah kepada Nabi Muhammad yang dihimpun dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah. Jika tidak salah memahami, dosen saya mengatakan bahwa dalam Islam terdapat tiga ajaran inti, yakni Aqidah, Syariah, dan Akhlaq. Aqidah dapat dipahami sebagai sebuah keyakinan, dalam islam dikenal dengan Teologi islam. Syariah dapat dipahami sebagai aturan yang mengatur kehidupan manusia. Adapaun isi syariah yaitu berbicara mengenai hubungan manusia dan Allah, dan berbicara mengenai hubungan manusia dan manusia. Sementara Akhlaq adalah sebuah aturan yang mengatur perilaku manusia, dalam ajaran Islam Akhlaq memiliki tempat yang paling tinggi diantara Aqidah dan Syariah.
Jika dalam Kristen tokoh yang paling berperan adalah Yesus, maka lain halnya dalam Islam. Dalam Islam tokoh yang paling berperan adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad adalah seorang manusia biasa yang lahir di Mekah, dari pasangan suami istri Abdullah dan Aminah. Muhammad diketahui lahir pada tahun 1400/1500 atau 570 Masehi yang dalam Islam dikenal dengan tahun gajah. Dalam cerita diketahui orang tua Muhammad meninggal pada saat Muhammad masih kecil, oleh karena itu Muhammad diasuh oleh nenek dan kakenya, tetapi ketika nenek dan kakeknya meninggal, Muhammad diambil dan dibesarkan oleh pamanNya Abu Tolib. Diduga profesi Muhammad sebagai pedagang diturunkan dari pamanNya, yang juga berprofesi sebagai pedagang. Pada umur Sembilan tahun diketahui Muhammad menjelajahi Suriah, disana Ia melakukan perdagangan yang disesuaikan dengan musim. Setelah berdagang di Suriah Muhammad kemudian melakukan perjalanan perdagangan kedua. Dalam perjalanan yang kedua ini, Muhammad bertemu dengan salah seorang Rahib Bahira. Pada saat itu Muhammad masih berusia 12 tahun, Rahib mengatakan kepada Muhammad bahwa Muhammad akan menjadi utusan Allah dari Arab. Itu lah waktu pertama kali Muhammad mengetahui maksud Allah kepadaNya.
Jika tidak salah memahami lagi, dosen saya mengatakan bahwa, Muhammad menikah pada usia 25 tahun dengan salah seorang wanita yang bernama Khadijah. Awal pertemuan Muhammad dan Khadijah dimulai dari sebuah investasi dagang. Khadijah melihat Muhammad sebagai sosok yang berbeda dengan pedagang pada umumnya, dimana diketahui pedagang pada umumnya adalah orang yang memiliki sifat tidak jujur dalam berinvestasi, namun Muhammad berbeda. Dimata Khadijah Muhammad adalah sosok yang santun dan jujur, oleh karena itu ia menyukai Muhammad, pada akhirnya mereka pun menikah. 
Terlepas dari persoalan Muhammad, pemahaman saya tentang Ka’bah dapat dikatakan masih sangat kurang. Sebelum saya belajar agama Islam saya memahami Ka’bah adalah sebuah tempat dimana di dalamnya dibaringkan jasad dari Muhammad sendiri. Ternyata setelah saya belajar, Ka’bah bagi umat Islam diyakini dan dipahami sebagai tempat dimana Islam pertama kali dimunculkan, dimana Muhammad untuk pertama kalinya mendapatkan gelar Abu Thalib atau orang yang dipercaya.  
Muhammad juga dapat dikatakan orang yang sangat menjunjung tinggi keadilan, dimana diketahui Muhammad semasa hidupnya  khususnya pada usia 35-40 tahun menentang ketidakadilan terhadap perlakuan Khoresh dalam hal perbudakan. Ia juga menentang penyembahan berhala, selain itu Ia sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia, khususnya, hak-hak kaum wanita dan janda-janda. Selama menjalankan keadilan, Muhammad banyak melakukan pertapaan di Goa Hiro. Berawal dari Goa Hiro diketahui Muhammad mendapatkan Wahyu pada malam bulan suci, 17 Ramadhan oleh malaikat Gabriel. Wahyu tersebut berisi Syahadat. 
Dari semua persitiwa tersebut dapat dirumuskan bahwa sejarah Islam dimulai pada tahun 610 Masehi. Dimana orang pertama yang masuk dan mengaku islam adalah istri Muhammad sendiri Khadijah, Abu Bakar, dan Ali Bin Abu Kalib. Proses penyebaran agama Islam pertama kali dapat dikatakan tidak mudah, dikarenakan ajaran islam atau dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Tantangan Muhammad dalam penyebaran agama Islam dikarenakan adanya ancaman dari orang-orang Arab yang tidak menyukai pengajaran Muhammad dalam hal kesetaraan manusia. Selain itu ancaman juga dikarenakan adanya ketakutan dari orang-orang Arab jika agama nenek moyang mereka hilang setelah agama islam menyebar di Arab.
Berbicara mengenai hal berdoa, dalam Islam juga memiliki sejarah doa sendiri. Berdoa dalam Islam dikenal dengan sebutan Sohlat. Hukum sohlat diduga diwahyukan kepada Muhammad pada tahun 620 Masehi. Peraturan sohlat pertama kali mensyaratkan 50 kali berdoa, namun melihat aktivitas umat Islam yang padat, akhirnya Sohlat kembali disyaratkan hanya 5 kali saja dalam sehari. Pada saat pewahyuan sohlat, Nabi Muhammad juga mendapatkan gelar sebagai Nabi terakhir. Setelah peristiwa peraturan sohlat, dikahiri dengan peristiwa Hijrah, dalam Islam peristiwa ini dianggap sangat penting, dimana pada saat itu Muhammad berada di Mekah selama 13 tahun. 
Al-Qur’an yang merupakan Kitab Suci umat muslim juga memiliki sejarah tersendiri. Al-Qur’an jika ditelusuri asal usulnya sebenarnya dulunya tidak berbentuk tulisan melainkan berbentuk lisan. Al-Qur’an baru dituliskan pada periode Ustman sekitar tahun 700. Selain Ustaman, Umar juga membantu dalam pengumpulan Al-Qur’an. Jika periode Alkitab dikenal dengan perjanjian lama dan perjanjian baru, maka lain halnya dalam Islam, dimana periode Al-Qur’an dikenal dengan periode Mekah yang membahas mengenai ayat-ayat dakwah, dan kedua periode Madinah yang membahas mengenai ayat-ayat politik, hukum, kebudayaan dan lain-lain. Adapun isi dari Al-Qur’an sendiri adalah kisah kehidupan masa lalu, berisi aturan-aturan kehidupan, berisi berita masa depan, dan nilai-nilai Aqidah/ Teologi Islam. Al-Quran terdiri dari 114 Surat/6600 ayat/dan 30 Jus.
Umat Muslim meyakini bahwa Al-Qur’an di turunkan secara bertahap, yang dibawakan oleh malaikat Gabriel dalam bentuk mimpi, bisikan, dan lonceng. Al-Qur’an bagi umat Muslim merupakan sesuatu yang sangat suci, oleh karena itu sebelum membacanya harus membersihkan diri terlebih dahulu. Baik itu bersih secara jasmanih (wuduh) maupun bersih secara rohani. Al-Qur’an juga dipahami oleh umat islam sebagai sumber hukum. 
Dalam Islam ada 2 Hukum yang sangat berperan yakni pertama, Syariah yaitu hukum ketentuan dari Tuhan Allah yang termaktum dalam Al-Qur’an dan Hadish (Sunah Rasul). Kedua Fiqih, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum syariah berdasarkan dalil-dalil yang terperinci, misalnya aturan yang mengatur masalah jual beli, Sohlat, Sakat, Haji, Nikah, dan sebagainya. Selain itu Islam juga memiliki 5 prinsip dasar dalam hukum, yakni menjaga agama, menjaga diri/jiwa, menjaga harta, menjaga keturunan, dan menjaga akal. Bericara mengenai Teologi Islam tidak dapat dilepaskan dari 4 hal yang mendasari yakni Kolam (Al-Qur’an), Aqidah (Keyakinan iman), Taulid (Ke-Esaan), dan Usuludin (Asal/Pokok Agama). Teologi Islam juga tidak dapat dilepaskan dari pemahaman akan sang pencipta yaitu Allah. Dalam Islam bericara tentang Allah selalu dikaitkan dengan 5 hal yakni, pertama berbicara wujud, kedua berbicara Qidom yakni sesuatu yang ada sebelum makhluk, ketiga bericara mengenai raga, keempat berbicara mengenai MLH yang dapat dipahami berbeda dengan makhluk di bumi, dan terkahir QB yang dapat dipahami yaitu zat yang tunggal yang dapat melakukan segalanya. 
Semua hal yang telah dipaparkan diatas adalah materi-materi yang telah saya pelajari selama satu semester di dalam kelas dan berhasil saya rangkum dan tuliskan. Oleh karena itu jika ada teman-teman muslim yang merasa bahwa pengetahuan saya ada yang keliru, mohon diluruskan yah, karena dalam menulis pengetahuan ini, saya menggunakan sistem mendengarkan dan memahami dosen saat menjelaskan di kelas hehehe
 Kuliah agama islam pada waktu itu kemudian ditutup dengan perkunjungan ke salah satu pesantren yang dikenal dengan pesantren Edi Mancoro. Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai pengalaman perkunjungan ke pesantren Edi Mancoro.  Saya ingin berterima kasih kepada dosen pengampu Pak Muhammad Hanif dan Pak Izack Latu yang telah memberikan kesempatan kepada saya dan teman-teman untuk berkunjung ke Pesantren Edi Mancoro, sehingga pemahaman Islam yang telah diberikan di kelas tidak hanya berakhir sebatas teori saja melainkan juga dapat merasakan dan berbaur langsung dengan teman-teman Muslim sendiri.
Pengalaman berkunjung ke pesantren merupakan pengalaman pertama bagi saya. Saya sangat bersyukur karena dapat diberi kesempatan secara langsung untuk berbaur dan mengenal kehidupan pesantren secara langsung. Ketika tiba disana pertama kali, saya belum merasakan apapun dikarenakan mungkin para santri masih menyibukkan diri dengan aktivitas mereka, tetapi pada saat menjelang malam, seluruh santri dan kami mahasiswa Teologi berkumpul dalam satu aula yang sama. Kami mengikuti serangkaian acara yakni penampilan rebana oleh para santri dan pemberian materi oleh salah seorang santri dan Pak Hanif Sendiri. Materi yang diberikan pada malam hari itu sangat menginspirasi bagi saya, dan mungkin teman-teman Teologi, bahwa ternyata kehidupan pesantren tidak seketat seperti yang ada di dalam filem, dimana orang-orang yang ada dalam lingkungan santri tidak diijinkan untuk berbaur dengan masyarakat disekitarnya khususnya yang berbeda keyakinan.
Sejak malam itu pemahaman seperti itu, seakan dipatahkan dengan keakraban  dan keramah tamahan para santri. Kami menyaksikkan permainan musik yang sangat bagus, selain itu kami sama-sama saling bertukar pemahaman terkait dengan toleransi antar umat beragama. Menurut saya pesantren Edi Mancoro merupakan pesantren yang sangat berbeda dengan pesantren pada umumnya. Pesantren Edi Mancoro memiliki pemahaman yang berbeda dalam berelasi dengan pemeluk agama lain. Mereka sangat menerima keterbukaan dan keberagaman dalam hal beragama. Lebih dari itu, bukan hanya agama,  mereka juga sangat menerima keberagaman budaya. Buktinya pada malam keakraban, mereka juga tertarik untuk mengenal dan mengetahui kebudayaan di luar jawa. 
Kami diberi kesempatan untuk beristirahat bersama para santri wanita. Ada beberapa dari kami yang memilih untuk beristirahat di aula tetapi ada juga beberapa yang memilih untuk beristirahat di kamar para santri. Kebetulan pada waktu itu saya diberi kesempatan untuk beristirahat bersama para santri. Di dalam kamar, mereka berjumlah 7 orang dengan luas kamar yang tidak terlalu besar, kami berusaha tidur dengan nyaman. Pada waktu itu kedua teman kamar mereka, pulang kampung oleh karena itu kami dipersilahkan untuk beristirahat bersama mereka. Semalam bersama para santri merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi saya karena itu adalah pertama kali saya melihat seseorang sahlat secara langsung. Satu yang sangat saya kagumi adalah ketaatan mereka dalam hal beribadah dan berdoa. Sebelum mereka tidur, mereka menyempatkan diri terlebih dahulu untuk sahlat, begitu sebaliknya ketika mereka bangun, sebelum mandi dan memulai aktivitas mereka menyempatkan diri untuk sahlat terlebih dahulu.
Sebelum tidur kami banyak bercerita mengenai Islam maupun Kristen. Kami saling bertukar pemahaman. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat senang menerima kami pada hari itu. Itu merupakan pengalaman pertama mereka sekamar dengan orang lain. Alasan mereka masuk pesantren ada bermacam-macam. Ada yang mengatakan karena dorongan dari orang tua, dan ada pula yang mengatakan karena keinginan sendiri, serta keharusan dari kampus. Meskipun demikian mereka tidak pernah merasa terbebani karena harus tinggal dalam kehidupan pesantren. Mereka merasa bersyukur karena dengan tinggal di sana mereka bisa lebih mendisiplinkan diri terkhususnya dalam hal ibadah mereka kepada Allah. 
Pada saat pagi kami menyempatkan diri untuk pergi berkeliling lingkungan pesantren. Lingkungan pesantren sangat asri, terkhususnya di dekat lingkungan masjid. Di dekat masjid terdapat empang dan kolam yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk memancing, mandi dan mencuci baju. Kami banyak berfoto dan bercerita sepanjang perjalanan. Rata-rata dari mereka berkuliah di IAIN dan mengambil jurusan bahasa inggris atau ilmu Komputer.
Mereka sangat senang berteman dengan kami, oleh karena itu mereka menyarankan untuk kami terus berkunjung ke pesantren. Saya pun memiliki keinginan untuk belajar bahasa Arab dari mereka.  Saya sangat senang karena di pesantren tersebutlah saya benar-benar dapat merasakan apa yang disebut dengan toleransi dan menghargai antar umat beragama. Sebenarnya Jika ditelusuri peristiwa konflik antar agama yang terjadi di Indonesia, tidak dapat dikaitkan dengan agamanya, melainkan orang yang berada di belakang agama tersebut. Dengan kata lain pada dasarnya agama adalah hal yang baik dan tidak pernah mengajarkan keburukan apalagi perselisihan. Orang-orangnya lah yang sering kali salah dalam menafsirkan ajaran agamanya. Saya berharap bahwa setelah belajar agama Islam dengan seluruh teori dan orang-orangnya, saya dapat terus menerapkan toleransi antar umat beragama di Indonesia dan menghargai setiap keyakinan yang ada. Dengan begitu gereja dapat menjadi garam dan terang bagi semua orang di tengah keberagaman budaya, adat, suku, dan agama. Saya juga berharap bahwa teman-teman yang membaca ini dapat memiliki pemahaman yang sama, dalam memandang dan berelasi dengan umat agama lain. Hari gini masih rasisss??  ga jaman kelesss wkwk

5 komentar:

Unknown mengatakan...

thanks kak buat postingan yg menyejukkan. tambah ilmu deh..

Perempuan dalam tulisan mengatakan...

heheh iya dikk, makasiii yahhh rajin2 bacaa okee :D

Unknown mengatakan...

mungkin kata katanya bisa diperbaiki lagi karena saya rasa masih banyak kesalahan kata di dalamnya.

Perempuan dalam tulisan mengatakan...

wkwkkw iyooo mislanya yg mnaaaa, yg slahhh nama-nama tokohh, ?

Ayu Indah's mengatakan...

Halo Stevie, salam kenal, namaku Ayunda dan kebutlan aku juga dari Toraja. Aku senang bacain blog kamu, kita yang hidup di Toraja memang rukun banget yah, aku nggak nyangka kamu yang bukan muslim saja mampu menuliskan ini : ) terima kasih stevie untuk tulisannya, oh iya, untuk perintah berdoa, bukan sohlat yah, tapi sholat : ) keep inspiring stevie, mampi ke blog ku jika berkenan

www.ayuindah.com

Posting Komentar